World Water Day 2017: Water and Wastewater
Rabu, 22/3/2017 8:35 WIB
Kamis, 12/3/2015 9:05 WIB
Kamis, 12/3/2015 9:35 WIB
Rabu, 9/10/2013 12:00 WIB
Saat ini di seluruh dunia 2,4 miliar orang masih belum memiliki akses terhadap sanitasi yang layak di rumah. Di antara mereka termasuk anak-anak yang lebih rawan akan penyakit akibat kontak dengan limbah buangan di lingkungan mereka. Hal tersebut dapat terjadi akibat praktek buang air secara sembarangan, kualitas MCK yang tidak memadai, dan air limbah yang tidak diolah yang masih terjadi terutama di negara-negara berkembang. Padahal, setiap tahun jutaan kematian akibat hal tersebut dapat dicegah apabila pengolahan limbah dan air limbah dapat benar-benar menjadi perhatian.
SDGs (Sustainable Development Goals) menargetkan untuk meningkatkan kualitas air dengan mengurangi polusi, menghilangkan dumping dan pelepasan bahan kimia berbahaya, mengurangi separuh proporsi air limbah yang tidak diolah, meningkatkan daur ulang air dan penggunaan air aman kembali secara global (sasaran 6.3). Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan kualitasnya adalah dengan melihat kenaikan prosentase air limbah yang aman setelah diolah dan kenaikan prosentase badan air dengan kualitas air yang baik. Pengolahan air limbah yang dimaksud meliputi air limbah rumah tangga, baik yang dihasilkan dari fasilitas sanitasi onsite maupun offsite. Pemantauan air limbah dari rumah tangga akan diawasi sesuai dengan indikator sanitasi di bawah sasaran 6.2 (Akses ke sanitasi yang memadai dan merata) yang juga mencakup penampungan, pengosongan, transportasi dan pengolahan air limbah. Air limbah dari kegiatan ekonomi dipantau oleh UN-Habitat dan kualitas air oleh inisiatif UNEP GEMS-Water (Global Environment Monitoring System).
WHO dan UN-HABITAT dengan berkoordinasi bersama UNSD saat ini sedang memperkirakan dasar untuk indikator SDG pada pengolahan air limbah (sasaran 6.3). Informasi tentang pengolahan air limbah termasuk dalam JMP (Joint Monitoring Programme) untuk sasaran 6.1 (Akses universal dan adil terhadap air minum yang aman dan terjangkau untuk semua) dan 6.2 yang saat ini terbuka dalam pengumpulan informasi yang dapat digunakan untuk pelaporan secara global.
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan air limbah juga sama pentingnya dengan pengelolaan air bersih. Air limbah yang tidak dikelola akan mencemari lingkungan termasuk sumber air bersih itu sendiri, kemudian akan berakibat pada penurunan kualitas hidup publik. Di lain hal, SDG juga mengarahkan agar air limbah dapat didaur ulang, usaha untuk mewujudkannya akan dilaksanakan secara global. Untuk mencapai hal tersebut, berbagai upaya pemantauan dan pengumpulan informasi di seluruh dunia telah dilaksanakan di bawah koordinasi UN. Adapun tindak lanjut setelahnya akan tergantung pada komitmen negara-negara anggota dalam menjunjung SDG, kita sebagai bagian terkecil di dalamnya harus turut ikut serta dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber: http://www.who.int
Air bersih dan air limbah menjadi bagian besar dalam hidup manusia sehari-hari. Sebagian besar dari kita masih merasa bahwa memperoleh air bersih merupakan prioritas. Pemanfaatannya tidak terbatas dan mutlak diperlukan oleh siapa saja. Namun jarang dari kita yang memperhatikan bagaimana nasib air bersih tersebut setelah kita manfaatkan. Padahal, pengelolaan air limbah sangatlah penting bagi kelestarian lingkungan, dan bahkan jika dilakukan dengan benar, air buangan tersebut akan dapat dimanfaatkan sesegera mungkin tanpa harus melalui siklus alami air (siklus hidrologi).