top of page
Workshop "Urban & Climate Resilience", Mengenali Karakter Lingkungan Secara Mandiri

Kamis, 04/02/2016 16:25 WIB

Kamis, 12/3/2015 9:05 WIB

Kamis, 12/3/2015 9:35 WIB

Rabu, 9/10/2013 12:00 WIB

HRC berkesempatan mengikuti salah satu agenda dalam rangkaian acara Festival Iklim 2016 yang diadakan di JCC Jakarta, berupa Lokakarya Pemetaan Wilayah Mandiri dengan tema “Urban and Climate Resilience, Mengenali Karakter Lingkungan Secara Mandiri ” bertepatan pada hari Selasa, 2 Februari 2016.

 

Agenda ini dilatar belakangi oleh sebuah penelitian yang dilakukan Yayasan Tunas Nusa, yang dimotori Dr.Ramalis Soebandi, dengan mengangkat isu-isu yang saling berhubungan, yaitu permasalahan perkotaan, perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Dimana penelitian ini menghasilkan beberapa tools yang nantinya bisa dijadikan sebagai alat bagi setiap kota atau kabupaten dalam menganalisis kondisi wilayahnya guna mengatasi permasalahan-permasalahan dari isu yang berkembang.

 

Lokakarya ini juga menjabarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan hingga Desember 2015 dan menguji/mendiskusikan model assessment yang telah disusun dalam penelitian.  Lokakarya ini dibagi menjadi beberapa simpul dengan ciri khas dari masing-masing wilayah, terbagai menjadi wilayah Bandung, Surakarta dan Surabaya. Dengan  menitik beratkan pada tiga aspek utama, yaitu sosial budaya, fisik lingkungan dan ekonomi politik, dan mencakup 3 tingkat lingkup kajian baik secara makro, mezo dan mikro. Harapannya tools yang dihasilkan mampu menghasilkan kajian wilayah yang komprehensif dan integral, seperti yang disampaikan fasilitator sebelum dimulainya diskusi untuk tiap-tiap simpul.

 

Dengan adanya diskusi ini, diharapkan ada masukan terhadap hasil penelitian dalam konteks penyempurnaan, mengingat peserta dari lokakarya yang berasal dari berbagai latar belakang profesi dan keilmuan.

 

Rangkaian acara Lokakarya Pemetaan Wilayah Mandiri terdiri dari :

  • Pembukaan

Lokakarya ini dibuka dan dipimpin oleh Dr. Ramalis Soebandi, dimana beliau dengan semangat membuka dan memberikan penjelasan secara umum terkait dengan pelaksanaan acara dengan dibantu para fasilitator setiap simpul yang mengarahkan jalannya diskusi.

  • Presentasi Best Practice Kepala Dinas PU Kota Surakarta

Pada sesi kedua diisi oleh paparan Ir. Endah Sitaresmi Suryandari, selaku kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta terkait dengan pengembangan kota Surakarta sebagai kota kreatif yang mampu mengembangkan potensi lokal masyarakat dan wilayahnya, terutama kondisi alam dan sejarahnya dimana hampir diseluruh wilayah Kota Surakarta menjadi lintasan aliran sungai dan sebuah kerajaan di masa lalu.

Salah satu pesan yang beliau sampaikan adalah “Salah satu kunci kesuksesan Solo dalam melakukan perbaikan dan mengembangkan potensi adalah pemimpinnya mampu menyatukan setiap elemen masyarakat, bukan berarti Solo itu orang-orangnya atau penurut, tapi memang kami mampu menghilangkan sekat dan mengembangkan potensi masyarakat.” ujar beliau.

  • Lokakarya Dibagi Dalam 3 Simpul

Pada sesi ketiga langsung diadakan lokakarya dengan dimana sebelumnya dijelaskan secara singkat terkait dengan arah diskusi. Pada sesi ini peserta dibagi menjadi tiga simpul utama, yaitu simpul Bandung, Surakarta dan Surabaya, dimana setiap simpul mewakili satu tema sesuai karakteristik wilayahnya. Bandung dengan industri kreatif, Solo atau Surakarta dengan sungai dan Surabaya dengan Kampungnya.

Sesi ini fokus pada diskusi bagaimana apakah tersebut bisa diaplikasikan untuk menganalisis kondisi wilayah kajian sesuai dengan temanya. Pada sesi ini HRC tergabung dalam simpul Solo bersama Ibu Sita untuk mengupas proses Kota Solo/ Surakarta menjalankan program pengembangannya untuk dianalisis menggunakan tools yang telah disusun sebelumnya.

  • Presentasi Hasil Lokakarya

Sesi selanjutnya, setiap simpul mempresentasikan hasil lokakarya dimana setiap presenter menjelaskan hasil analisis simpul mereka. Dengan bantuan fasilitator, setiap kelompok mampu mempresentasikan hasil diskusi sesuai dengan urutan analisis yang telah disepakati dalam hasil kajian penelitian. Banyak masukan baik pada aspek-aspek kewilayahan yang dianalisis ataupun sistematika pembahasan dan nya.

  • Penarikan Kesimpulan dan Kesepakatan

Pada sesi terakhir, dengan dibantu oleh MC, ditarik satu kesimpulan dan kesepakatan dari hasil lokakarya bahwa setiap simpul kajian akan mengadakan aktivitas serupa dengan harapan dapat terlaksananya diskusi serupa dengan kajian yang lebih fokus dan mendalam yang dapat digunakan sebagai bahan untuk pengembangan potensi wilayah dalam aspek ekonomi, sosial dan fisik guna peningkatan ketahanan terhadap perubahan iklim atau sesuai dengan arah pengembangan wilayah/ daerah masing-masing.

Pengalaman dalam agenda Lokakarya Pemetaan Wilayah Mandiri dengan tema “Urban and Climate Resilience”, banyak yang kami dapat terutama ilmu dan pengalaman dari berbagai narasumber yang terlibat dalam lokakarya. Kami sangat tertarik terlibat dalam kajian-kajian dengan tema-tema serupa, semoga kedepan bisa turut serta tidak hanya pada agenda lokakaryanya saja namun juga pada proses pengkajian dan penelitian yang lebih mendalam terhadap tema-tema serupa yang dilaksanakan oleh penyelenggara.

 

HRC terus belajar dan bermanfaat !

bottom of page