top of page
Peri-Urban, Bagian Dari Wajah Kota Masa Depan

Selasa, 16/02/2016 16:25 WIB

Kamis, 12/3/2015 9:05 WIB

Kamis, 12/3/2015 9:35 WIB

Rabu, 9/10/2013 12:00 WIB

berbagai permasalahan baik spasial, ekonomi dan juga budaya.

 

Beberapa kota besar di Indonesia, terutama di  Jawa, seperti Semarang, Surabaya, Yogyakarta dan Surakarta, merupakan beberapa contoh wilayah di Indonesia yang secara gamblang menunjukkan bagaimana wilayah peri-urban muncul sebagai dampak dari perluasan wilayah perkotaan. Wilayah peri urban adalah wilayah sekitar atau pinggirian kota, dimana wilayah ini terletak diantara wilayah yang bersifat kekotaan sepenuhnya dan wilayah yang bersifat pedesaan sepernuhny. Dari beberapa contoh wilayah tersebut, perkembangan dan penanganan wilayah peri-urban relatif berbeda tergantung bagaimana strategi masing-masing stakeholders daerah mengelola kawasan peri-urban tersebut, pada konteks sinkronisasi kawasan perkotaan dengan wilayah peri-urbannya. Sebagai contoh, Surakarta merupakan pusat perkembangan kawasan subosukowonosraten, dimana salah satu wilayah peri-urbannya adalah kabupaten sukoharjo. Menyikapi potensi luapan kegiatan perkotaan tersebut, pemerintah Sukoharjo kemudian perkembangan kabupatenya untuk mendapat keuntungan dari kota Surakarta dengan membangun kawasan penyangga yang dinamakan Solo Baru, dimana kawasan ini memang didesain untuk mengisi luapan aktivitas kota surakarta baik aktivitas perdagangan maupun kebutuhan hunian.

 

Berbeda halnya dengan kab. Sidoarjo yang merupakan wilayah peri-urban dari Surabaya. perkembangan kota surabaya, bisa dipastikan akan memengaruhi kawasan sekitarnya, salah satunya  adalah Kab. Sidoarjo. Namun, dalam pengelolaanya, sidoarjo belum memiliki arah pengembangan yang pasti terkait dengan perannya sebagai wilayah peri-urban dari surabaya sehingga perubahan yang terjadi akibat proses urbanisasi kawasan penyangga dianggap merugikan kawasan peri urban.

 

“Selama ini Sidoarjo hanya menjadi kota “limpahan” kepentingan kota Surabaya saja.Di Sidoarjo jumlah rumah sebenarnya sudah cukup, namun pengembang masih tetap saja membangun rumah (rumah sederhana) sebagai kewajibannya karena sudah membangun rumah mewah di Surabaya...” (Kepala Bapekab Sidoarjo)

 

Selain dua kota tersebut, Kota Yogyakarta memberikan gambaran jelas mengenai bagaimana kawasan peri-urban berkembang. Di kota ini, dapat kita temui fenomena perkembangan perumahan dan permukiman yang mengarah pada fenomena terbentuknya wilayah peri-urban dimana perumahan banyak terbangun di wilayah sekitar kota seperti Kabupaten sleman dan bantul. Pada umumnya, masyarakat akan mencari rumah hunian perkotaan dengan harga yang tidak semahal di pusat kota dan tidak berjarak terlalu jauh dari tempat kerja.

 

 

Dari beberapa contoh aktiivtas perkembangan wilayah peri urban diatas sebenarnya permasalahan utama terletak seberapa jauh para stakeholder, terutama pemerintah mau menyadari bahwa perkembangan wilayah peri urban adalah sebuah keniscayaan. Dengan adanya kesadaran inilah setiap pihak akan tergerakan untuk lebih memperhatikan perkembangan kawasan peri-urbannya meskipun secara administrasi masuk dalam wilayah daerah lain.

 

Dengan begitu, dapat kita tarik kesimpulan bahwa kawasan peri urban memerlukan perhatian khusus dalam menangani perkembangannya, dimana perlu adanya kejelasan arah pengembangan baik dari pihak pusat kota atau wilayah peri urbannya. Dengan adanya arah pengembangan yang baik, maka pengendalian perkembangan wilayah peri urban akan semakin tertata. Perlu adanya kesadaran berbagai pihak terkait dengan hal ini, dimana memang harusnya muncul kedewasaan antar wilayah untuk mau bekerja sama dalam upaya sinkronisasi perencanaan antar wilayah baik dalam bentuk forum kordinasi ataupun kebijakan antar daerah.

Tak dapat dipungkiri bahwa perkembangan kota yang terlampau pesat memaksa kawasan di sekitarnya berkembang sehingga dapat menampung luapan kegiatan dan aktifitas kota tersebut. Wilayah pinggiran yang sebelumnya merupakan wilayah pedesaan berkembang secara signifikan setelah memperoleh dampak luapan kegiatan kota dan kemudian memiliki sifat-sifat campuran dari keduanya. Dengan berbagai macam dinamika yang terjadi, wilayah ini memiliki peran penting dalam perkembangan kota dimasa depan, dimana jika tak diperhatikan dengan serius, maka akan muncul

bottom of page