Membangun Rumah dengan Biaya Murah, Mungkinkah?
Senin, 7/11/2016 16:20 WIB
Kamis, 12/3/2015 9:05 WIB
Kamis, 12/3/2015 9:35 WIB
Rabu, 9/10/2013 12:00 WIB
Sangat mungkin membangun rumah dengan biaya murah tetapi tetap memperhatikan kenyamanan dan keindahan. Butuh perencanaan yang strategis serta perhitungan yang matang untuk mewujudkan rumah murah impian. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam membangun rumah, diantaranya:
-
Desainlah rumah dengan bentuk yang sederhana.
Segi empat adalah bentuk yang paling sederhana dan akan memunculkan kualitas ruang yang efektif dan efisien. Penerapan bentuk segi empat akan meminimalisir penggunaan material dalam struktur serta menekan biaya pengaplikasian atap. Dapat dibayangkan jika desain yang diaplikasikan kedalam denah adalah bentuk yang lengkung, maka material yang digunakan untuk struktur maupun komponen bangunan yang lain akan semakin bayak. Atap yang diaplikasikan untuk desin rumah segi empat juga berupa atas sederhana dan lebih terjangkau biayanya, yakni atap pelana, atap kampong, maupun atap limasan.
-
Bertindaklah efisien dalam menentukan besaran setiap ruangan.
Menentukan besaran setiap ruang diukur dari kebutuhan dimensi ruang yang dibutuhkan. Kegiatan yang dilakukan oleh user, furniture yang akan ditempat kan serta alokasi besaran untuk mobilitas yang akan mempengaruhi kebutuhan dimensi ruang. Semakin tepat alokasi besaran ruang untuk tiap kegiatan maka lahan yang kita gunakan tidak akan terbuang sia-sia.
-
Tentukan dan pertimbangkan struktur yang paling efisien.
Struktur rumah yang kuat bukan berarti harus mahal. Struktur kuat dapat diciptakan dari pemilihan material yang sesuai dengan karakteristik lingkungan, pendayagunaan material bekas yang tepat guna serta pertimbangan daya tahan struktur dalam jangka waktu yang lama. Perhatikan spesifikasi bahan dan jangka waktu daya tahan untuk lebih menekan biaya konstruksi rumah.
-
Pergunakan material lokal.
Pertimbangan dalam penggunaan material lokal adalah penghematan biaya yang dikeluarkan untuk transportasi material bahan bangunan. Prinsip penggunaan material lokal ini mendukung konsep berkelanjutan, dengan semakin memperdayakan material yang ada disekitar lingkungan, maka keberlanjutan sumberdaya yang ada dilaam akan lebih terjaga. Misalnya, jika daerah pembangunan merupaaknpenghasil batu bata danbambu, pemilik proyek pembangunan dapat memanfaatkan sumber amterial tersebut untuk lebih memperhatikan kualitas lingkungan.
-
Manfaatkan material bekas yang layak guna.
Beberapa arsitek ternama di Indonsia telah menerapkan kosep pendayagunaan material bekas dalam pembangunan proyek yang digarapnya. Misalnya, Rumah karya Ridwan Kamil yang dikenal dengan sebutan Rumah Botol karena olahan dindingnya menggunakan botol bekas sebagai pengganti jendela. Kemudian, Potato Head Club di Bali karya Andra Matin yang mengguanakan jendela bekas sebagai dinding serta bukaannya. Dibeberapa daerah juga banyak ditemukan penjual material konstruksi bekas seperti kusen pintu jendelagenteng, kayu, dsb.
-
Terapkan metode tanpa finish atau ekspose material.
Metode tanpa finish atau ekspos material ini dapat memangkas biaya finishing rumah. Misalnya penerapan dinding batu bata ekspos tanpa plester, dinding tanpa cat hanya plester, dsb.
Diolah dari: gambarrumahminimalis.org/
Sebagian besar pembangunan rumah di Indonesia masih bertumpu pada pembangunan rumah swadaya, yaitu rumah yang dibangun atas prakarsa dan upaya masyarakat sendiri. Faktanya, pembangunan rumah swadaya masyarakat masih terkendala pada pembiayaan yang cenderung tinggi, diantaranya adalah melambungnya harga material, mahalnya upah tukang, ditambah lagi biaya finishing dan perawatan. Perlu strategi dalam membangun rumah impian setiap kelauarga agar kebutuhan ruang bernaung segera terwujud.