Konsep Konstruksi Berkelanjutan dalam Lingkup Pembangunan Berkelanjutan
Senin, 21/11/2016 13:00 WIB
Kamis, 12/3/2015 9:05 WIB
Kamis, 12/3/2015 9:35 WIB
Rabu, 9/10/2013 12:00 WIB
Definisi berkelanjutan muncul pertama kali pada tahun 1987 dari “Brutland Report”, pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan untuk memenuhi kebutuhan generasi masa kini tanpa mengorbankan generasi masa depan dalam memenuhi kebutuhannya dimasa mendatang. Dalam konteks pembangunan di masa mendatang, pembangunan berkelanjutan mencakup 3 hal, yakni berkelanjutan sosial, berkelanjutan ekonomi, dan berkelanjutan ekologi.
Kemajuan sosial
Setiap konstruksi berkelanjutan wajib menyokong standar etika sosial tertinggi dan mendukung kesetaraan sosial di setiap tingkat atau tahapan konstruksi, mulai dari tahap perencanaan, pembangunan, hingga proses penggunaan bangunan tersebut. Dilihat dari kacamata sosial, pembangunan berkelanjutan berarti bangunan mampu merespon kebutuhan emosional dan psikologis manusia dengan memberikan stimulasi positif terhadap lingkungan, meningkatkan kesadaran terhadap nilai nilai penting kehidupan, memberi inspirasi bagi jiwa manusia, dan mempererat hubungan sosial, komunitas serta lingkungan. Kondisi psikologis penggunan bangunan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah kenyamanan. Hendaknya bangunan juga menyediakan lingkungan yang inklusif, dimana bangunan menjadi wadah interaksi pengguna bangunan dengan konteks lingkungan disekitarnya.
Untuk bangunan publik, kemudahan juga harus didukung dengan ketersediaan informasi di luar maupun didalam bangunan. Kesempatan semua pihak untuk berpartisipasi dan mengontrol konstruksi merupakan indikator berikutnya. Dalam proses desain lebih baik jika pengguna dilibatkan. Realitanya, banyak proyek berkelanjutan yang dikembangkan secara bersama-sama oleh tim dengan pendekatan kolektif. Jadi, dari sisi pemegang modal dan pengguna terlibat dalam proses desain.
Pertumbuhan ekonomi
Sektor konstruksi merupakan sektor yang berpengaruh terhaap kondisi perekonomian suatu negara secara signifikan. Sektor ini juga berperan sebagai indikator pesat-tidaknya dalam menentukan kemajuan suatu negara. Dilain pihak, sektor konstruksi juga sebagai pihak dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, baik sebagai wadah dalam kegiatan interaksi ekonomi maupun sebagai media dalam penyediaan pekerjaan bagi masyarakat. Dalam penyediaan lapangan pekerjaan ttersebut, konstruksi berperan sebagai media pemberdayaan, masyarakat yang tinggal di lokasi pembangunan dapat dilibatkan langsung sebagai tukang maupun teknisi tertentu sesuai dengan keahliannya. Selain itu, material yang digunakan dalam proses konstruksi dapat disediakan melalui metrial lokal yang merupakan hasil sumberdaya lingkungan tersebut.
Kualitas ekonomi dalam konstruksi berkelanjutan bisa dicapai melalui banyak hal, sseperti efisiensi desain, dengan jalan memperhitungkan volume secara seksama. Efisiensi material juga harus dilakukan agar tidak menimbulkan sisa material tang berlebihan. Kemampuan bangunan untuk beradaptasi dengan berbagai kebutuhan atau fungsi juga menjadi indikator kualitas keberlanjutan suatu lingkungan buatan. Hal ini berkaitan dengan seberapa fleksibel ruang tersebut dapat digunakan untuk berabagai keperluan. Sebagai patokan, bangunan berdesain modular memiliki tingkat adaptasi yang lebih besar terhadap perubahan inetrnal bangunan.
Biaya tahapa awal hngga bangunan beroerasi merupakan indikator ekonomi yang lain. Setelah bangunan tersebut selesai, penilaian juga dilakukan mengenai nilai kebermanfaatan bangunan tersebut bagi lingkungan sekitar, apakah banngunan tersebut emningkatkan kesejahteraan atau tidak. Dengan memperhatikan kepentingan ekonomi lokal, efisiensi, kualitas adaptasi, biaya operasional, dan kebijakan modal, proyek yang dihasilkan tidak hanya menjadi investasi jangka panjang, namun juga memiliki nilai keberlanjutan dengan merangsang pertumbuhan bahkan meningkatkan standar ekonomi lokal.
Keseimbangan ekologi dan lingkungan
Pronsip utama dalam pembangunan berkelanjutan adalah menjaga bumi dalam kondisi mendukung kehidupan di masa mendatang. Tidak dapat dipungkiri, hal tersebut menjadi tantangan besar, sebab kondisi ekosistem global saat ini sudah rusak karena eksploitasi scara berlebihan. Sebagai pengguna material dan energi terbesar, sektor konstruksi juga memberi peran besar dalam penurunan kualitas lingkungan. Jika tidak ada tindakan untuk melestarikan maupun mengembalikan untuk masa mendatang, kualitas ekologi akan semakin menurun. Energi yang digunakan sebagai sumber peratalan elektronik juga dapat diminimalisir dengan memilih produk hemat energi.
Selain itu, masalah limbah juga harus mendapatkan perhatian ekstra. Penanganan masalah limbah seharusnya mejadi prioritas utama karena limbah meracuni lingkungan dan makhluk hidup. Instalasi pengelolaan limbah sebaiknya diterapkan diberbagai lokasi, mulai dari instalasi sederhana yang diaplikasikan dalam skala rumah tangga hingga instalasi besar dalam skala perkotaan. Lokasi pembangunan limbah juga patut diperhatikan. Keberadaan vegetasi sampai usaha menciptakan bangunan yang tidak merugikan banguna lain merupakan usaha untuk menciptakan konstruksi berkelanjutan.
Dalam skala bangunan, konstruksi berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan penyediaan bangunan yang kuat, tahan lama, sehat dan bermanfaat bagi kehidupan saat ini dan mendatang. Malalui desain yang harmonis dengan alam, sudah selayaknya konstruksi berkelanjutan mendukung dan menjaga ekosistem lingkungan agar tidak punah.
Sumber: Seri Rumah Ide “Sustainable Construction” 2007 Studio Imelda Akmal Architecture Writer.
Konstruksi berkelanjutan tidak dapat lepas dari pembangunan berkelanjutan. Sebagai konsep, pembangunan berkelanjutan mencakup dari semua segi kehidupan, mulai dari kebijakan politik pemerintah, strategi bisnis, hingga gaya hidup. Mencakup tidak hanya permulaan tapi mencakup juga mengenai hasil akhir. Realisasinya pembangunan berkelanjutan bersifat kompleks dan harus menerapkan sistem indisipliner.
Konstruksi Berkelanjutan Bagian 3