top of page
Earth Hour 2017 dan Bagaimana Dunia Merasakannya

Senin, 27/3/2017 9:30 WIB

Kamis, 12/3/2015 9:05 WIB

Kamis, 12/3/2015 9:35 WIB

Rabu, 9/10/2013 12:00 WIB

Earth Hour (bahasa Indonesia: Jam Bumi) adalah sebuah kegiatan global yang diadakan oleh World Wide Fund for Nature (WWF) pada Sabtu terakhir bulan Maret setiap tahunnya. Kegiatan ini adalah berupa pemadaman lampu yang tidak diperlukan di rumah dan perkantoran selama satu jam dimulai pukul 20.30 waktu masing-masing untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya tindakan serius menghadapi perubahan iklim. Kegiatan yang dicetuskan WWF dan Leo Burnett ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2007. Saat itu, 2,2 juta penduduk Sydney berpartisipasi dengan memadamkan semua lampu yang tidak diperlukan. Setelah Sydney, beberapa kota di seluruh dunia ikut berpartisipasi pada Earth Hour 2008 sampai akhirnya semakin meningkat ke seluruh dunia pada peringatannya yang ke sepuluh tahun 2017 ini.

 

Tahun ini, 187 negara turut mengambil bagian, dengan lebih dari 3.100 landmark mematikan lampu termasuk Sydney Opera House (Sydney), Big Ben dan Gedung Parlemen Inggris (London), Tokyo Tower (Tokyo), Empire State Building (New York), Singapore Flyer (Singapore), Piramida Mesir (Cairo), Masjid Besar Sheikh Zayed (Abu Dhabi), Monumento a la Independencia (Mexico City) and Menara Eiffel (Paris). Jutaan individu, bisnis dan organisasi di seluruh dunia juga turut berpartisipasi untuk mengubah perubahan iklim dengan berbagai upaya seperti penerapan 3R (Reuse, Reduce, Recycle), pemanfaatan produk ramah lingkungan, serta menghemat energi.

 

Di India, kediaman presiden Rashtrapati Bhavan dan New Delhi India Gate mematikan lampu mereka. Pemerintah mendorong masyarakat untuk beralih ke energi terbarukan dan lampu LED. Di Afrika Selatan, fokusnya adalah pada energi terbarukan, sedangkan di China, WWF menyatakan pihaknya bekerja sama dengan perusahaan untuk mendukung peralihan ke arah gaya hidup yang lebih lestari. Di Polandia dan Bulgaria, masyarakat telah bersatu untuk menyuarakan tekad untuk melawan hukum dan kebijakan yang mengancam keanekaragaman hayati dan ekosistem yang menyediakan udara bersih, air, makanan dan iklim yang stabil bagi kesejahteraan manusia dan planet ini.

 

Untuk menandai ulang tahun kesepuluh dari gerakan, masyarakat dunia dengan menggunakan media sosial mereka juga mengungkapkan solidaritas mereka terhadap tindakan pro lingkungan hidup. Mulai dari menyumbangkan lima postingan pada halaman Facebook maupun mengubah foto profil mereka, jutaan orang mengaktifkan potensi kekuatan media sosial untuk menyuarakan tujuan yang mereka percayai bersama.

Earth Hour tahun ini (2017) telah dirayakan pada tanggal 25 Maret kemarin. Bagaimanakah cara seluruh dunia merayakannya?

Merayakan Earth Hour mungkin hanya memakan waktu singkat bagi kebanyakan orang, namun apabila semua orang mampu menghayati maksud dan tujuannya, maka efeknya akan terasa bagi bumi ini ke depannya. Earth Hour memang tidak mengumpulkan statistik global tentang seberapa besar energi yang dihemat selama 60 menit pemadaman karena acara ini merupakan acara simbolik. Akan tetapi, semangatnyalah yang sepatutnya kita jaga sepanjang tahun. Dengan melanjutkan upaya hemat energi, pelestarian lingkungan, dan pengurangan polusi maka planet ini beserta semua yang hidup di dalamnya akan dapat terjaga kelestariannya. Semua dapat dimulai dari yang terkecil, dari yang paling sederhana dan paling mudah, seperti mematikan lampu.

bottom of page