Dinamika Pasar Perumahan Indonesia
Rabu, 16/03/2016 09:36 WIB
Kamis, 12/3/2015 9:05 WIB
Kamis, 12/3/2015 9:35 WIB
Rabu, 9/10/2013 12:00 WIB
penting untuk diketahui, mengapa pada kurun waktu ini, pasar perumahan Indonesia mengalami peningkatan aktivitas
-
Ekspansi ekonomi Indonesia yang subur. Hal ini menjadikan semua kalangan mampu memenuhi kebutuhan akan hunian, terutama kalangan menengah. Maksudnya adalah, semakin meningkatnya aktivitas ekonomidi Indonesia yang ditandai dengan menguatnya PDB perkapita dan dayabeli Indonesia. Hal ini mengimplikasikan semakin menguatnya daya beli perumahan masyarakat .
-
Komposisi demografi Indonesia yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Dengan lebih dari 250 juta lebih penduduk, mengartikan bahwa Indonesia memiliki potensi perkembangan ekonomi yang luas biasa. Proses urbanisasi juga menjadi factor utama dalam memicu perkembangan ini dimana masyarakat desa mencoba mengembangkan aktivitas ekonomi mereka dari desa ke kota sehingga menumpuhkan aktivitas-aktivitas ekonomi perkotaan.
-
Rendahnya tingkat suku bunga bank sentral. Pada tahun 2012 hingga 2013 pemeritah mempertahankan suku bunga bang sentral (BI) pada 5,75% dimana hal ini merupakan tingkat suku bunga terendah dalam sejarah Negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Dengan kebijakan ini, bank-bank komersial mengalami pinjaman hipotek yang signifikan.
Dengan meningkatnya pasar perumahan dalam negri yang merupakan dampak dari kondisi dan kebijakan di atas, pemerintah mulai mengkhawatirkan perkembangan pasar perumahan tidak stabil, salah satunya mulai bermunculanya para spekulan dan investor-investor yang menjual kembali barang yang mereka beli dengan harga yang lebih tinggi.
Merespon hal ini, pemerintah melalui Bank Indonesia mulai memunculkan kebijakan-kebijakan yang bertujuan menstabilkan kondisi, yaitu dengan mulai memperketat persyaratan pembelian property seperti sarat uang muka minimum, memotong pinjaman hipotek dan kepemilikan rumah kedua, dan bank-bank dilarang member pinjaman untuk perumahan yang masih dalam proses pembangunan. Bank Indonesia juga menaikan tingkat suku bunga sedikit demi sedikit hingga menjadi 7,5% pada November 2013.
Factor lain mempengaruhi pasar perumahan adalah kondisi politik Indonesia menjelang pemilihan umum 2014, dimana pada waktu ini para pelaku perumahan lebih cenderung untuk menunda proyek-proyek baru sebagai respon ketidakjelasan politik yang diperkirakan mempengaruhi perekonomian Indonesia. Dengan adanya beberapa factor tersebut, pasar perumahan dalam negri mengalami penurunan yang signifikan dan titik terendah berada pada tahun 2015.
Menanggapi turunnya kondisi pasar perumahan karena hal diatas, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan antara lain dengan menaikan rasio LTV pada tiap-tiap tipe rumah, dan pemerintah akan mengumumkan bahwa akan diizinkanya warga asing mempunyai hal milik property. Beberapa kebijakan tersebut disambut dengan senang oleh para pengembang property dalam negri. Namun belum diketahui realisasi dari beberapa kebijakan tersebut dimana terkait dengan pengaturan hak property bagi warga asing masih diatur dengan peraturan lama.
Namun, para stakeholder pasar perumahan dalam negri memprediksi sector ini masih cukup menjanjikan di tahun 2016 dan beberapa waktu kedepan karena harga perumahan Indonesia masih termasuk yang termurah di Asia Tenggara. Factor lain yang mendukung adalah masih tingginya populasi di Indonesia, ditambah semangat pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur penunjang.
Sumber : indonesia-investments.com
Keyword : pasar perumahan,
Pasar perumahan atau properti Indonesia mengalami perkembangan yang dinamis dalam lima tahun terakhir dimana tahun 2013 menjadi puncak perkembanganya dan 2015 diangap sebagai titik terendah. Perkembangan ini dipicu juga oleh kondisi Indonesia baik dalam hal politik, ekonomi dan demografi.
Indonsia-investment.com menyebutkan bahwa tahun 2012 hingga 2013 merupakan masa tumbuh cepat perumahan Indonesia dimana pada masa itu perumahan Indonesia ‘memanas’.