TOM, Perkebunan Tanaman Organik di Lereng Merapi
Selasa, 01/08/2017 14:30 WIB
Pada tahun 2008, TOM mulai berdiri dan awalnya merupakan usaha kecil dari bapak Untung saat masih kuliah. Beliau mulai menanam selada lalu menjualnya di beberapa restoran dan supermarket di Yogyakarta. Waktu berjalan dan semakin lama permintaan pun semakin meningkat. Sehingga Bapak Untung mulai merekrut sejumlah karyawan untuk membantu menjalankan usahanya tersebut. Jumlah karyawan yang ada di TOM mencapai 15 orang dan didukung petani sejumlah 17 orang. TOM di ketuai oleh bapak Untung sendiri dan wakilnya bapak Sugiyanto.
Untuk memberdayakan masyarakat sekitar, TOM memperkerjakan masyarakat sekitar perkebunan untuk menjadi mitra TOM. Diantaranya ada yang menjadi petani, yang menanam jenis tanaman organik, kemudian menyetorkan hasil tanamnya kepada TOM. TOM sangat terbuka bagi masyarakat setempat maupun dari luar daerah yang ingin belajar mengenai tanaman organik. Seperti dikutip dari salah satu karyawannya, TOM tidak khawatir membagi ilmu kepada masyarakat luas, semakin banyak warga yang mengetahui dan punya kemauan untuk menanam tanaman organik artinya mereka semakin peduli dengan kesehatan dan lingkungan. Masyarakat yang mengkonsumsi tanaman organik tubuh mereka akan menjadi lebih sehat dan jauh dari penyakit.
Dalam perjalanannya, TOM semakin berkembang tidak hanya memproduksi tanaman organik dilereng Merapi, namun TOM juga memproduksi tanaman organik di daerah Kopeng, Magelang. Kedua lokasi tersebut dipilih kerena lingkungannya lebih cocok ditanami jenis tanaman organik. Jenis tanaman yang ditanam disesuaikan dengan permintaan pasar. Hingga saat ini, jenis tanaman yang terdapat di kebun TOM lebih dari 30 jenis tanaman.
TOM telah menyuplai sebagian besar supermaket yang menjual sayuran organik di Yogyakarta. Sistem penjualannya adalah sistem beli putus. Yang dimaksud sistem beli putus yaitu barang yang dibeli langsung dibayar tunai maupun giro, tetapi kedua belah pihak tidak mengikatkan diri dalam sebuah perjanjian apapun. Artinya, masing-masing pihak tidak bertanggung jawab dan tidak berkewajiban apapun setelah transaksi selesai dilakukan. Para pembeli dapat memesan sayuran yang mereka inginkan 1 hari sebelumnya, sehingga sayuran yang sampai di supermaket/ pelanggan merupakan sayuran yang masih segar.
Sayuran organik lebih tahan lama karena menggunakan pupuk organik serta perawatannya tidak menggunakan bahan kimia. TOM memproduksi pupuk organik secara mandiri dengan bahan-bahan alami. Namun, karena keterbatasan lahan yang dimiliki, TOM belum bisa memproduksi bibit secara mandiri sehingga harus mengambil bibit dari luar. Bibit yang ditanam berasal dari bibit pabrikan. Bibit pabrikan terlebih dahulu mendapatkan perlakuan khusus sebelum ditanam agar menghasilkan tanaman organik yang berkualitas.
Selama TOM berdiri dilereng Gunung Merapi tidak lepas dari kendala. Salah satu kendala yang dialami TOM adalah petani yang menjadi target mitra kurang memahami mengenai jenis tanaman organik, sehingga enggan untuk menanam tanaman organik. Karena, masih kurangnya sosialisasi tentang potensi pasar hasil tanaman organik padahal tanaman organik lebih menguntungkan daripada tanaman non organik. Namun tanaman organik membutuhkan perawatan dan proses yang ekstra. Kesadaran masyarakat mengenai kelebihan dan manfaat tanaman organik masih perlu ditingkatkan melalui beberapa program. Diantaranya sosialisasi yang lebih mendalam kepada masyarakat. Sosialisasi tersebut dapat dilakukan oleh pemerintah dan pihak lain yang berhubungan dengan tanaman organik.
Indonesia merupakan negara tropis yang dikaruniai tanah subur dan jenis tanaman yang beraneka ragam sehingga saat ini menjadi salah satu negera dengan sektor pertanian terbesar didunia. Di era saat ini banyak masyarakat yang menjauhi sektor pertanian karena dianggap tidak modern dan kurang menjanjikan. Namun, salah satu warga Yogyakarta yang bernama Bapak Untung lebih memilih terjun dan menekuni sektor pertanian, walaupun background beliau bukan merupakan seorang ahli pertanian. Beliau mendirikan perkebunan tanaman organik yang diberi nama TOM (Tanaman Organik Merapi), sesuai dengan lokasinya di Lereng Gunung Merapi, Yogyakarta.