top of page

Pelatihan Pendamping Masterplan Desa dalam ToT Desa Dlingo


Kegiatan Training of Trainers (ToT) telah diselenggarakan Yayasan Caritra (HRC) untuk para pendamping masterplan desa di Gedung Abhiseka Yogyakarta, Selasa 26/6 Kemarin. Pelatihan pendamping masterplan desa ini diikuti oleh Desa Dlingo, Kecamatan Bantul yang diwakili oleh Bapak Bahrun Wardoyo selaku Kepala Desa Dlingo dan perangkat desa lainnya serta perwakilan dari BUMDES Giritama Dlingo. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui strategi perencanaan pembangunan desa, mengetahui strategi prioritasi program dan perencanaan anggaran serta mengetahui kompetensi manajerial yang diperlukan dalam upaya perencanaan dan pengembangan desa.


Diskusi pada sesi pertama disampaikan oleh Dr. Wahyu Utami, ST.MT membahas mengenai “Prinsip Perencanaan”. Dalam paparannya, Ia menjelaskan kondisi pedesaan di Indonesia dan mengapa desa perlu direncanakan. Tatanan ruang desa mulai hilang dilihat dari pola ruang yang mulai bergeser sehingga adanya perencanaan desa dalam bentuk masterplan desa diperlukan untuk mengatasi hal tersebut. Masterplan desa juga berperan penting untuk memaksimalkan potensi desa dengan menggali potensi dan masalah secara rinci agar memudahkan dalam menyusun rencana. Dalam merencanakan desa juga perlu memperhatikan prinsip keberlanjutan dalam merencanakan kawasan. Selain itu, penting bagi perencana untuk memahami standar sarana-prasarana dan arsitektural sesuai dengan peraturan yang berlaku. Setelah pemaparan, kemudian dilanjutkan dengan simulasi praktik menganalisis potensi dan masalah oleh peserta.


“Proses Perencanaan” menjadi materi selanjutnya yang disampaikan oleh Hery Kristiyanto, ST.MT dengan poin-poin materi meliputi tahapan proses perencanaan, metode perencanaan dan standar perencanaan. Dalam materi tersebut, peserta dilatih untuk memahami tahapan dalam perencanaan secara sistematis. Selain itu, peserta juga diajak untuk mengerti langkah mana yang krusial atau dapat diprioritaskan dalam perencanaan. Dalam pemaparannya, beliau juga menjelaskan mengenai metode perencanaan yang efektif sesuai dengan pendekatan partisipatif melalui pohon masalah dan analisis SWOT yang penting dalam proses masterplan desa. Mengenai bagaimana masyarakat mampu melahirkan perencanaan untuk pengelolaan desa, sedangkan SDM yang dimiliki masih terbatas. Hery menjelaskan, bahwa perlu adanya pendampingan dalam merencanakan desa, tim pendampingan tersebut bisa terdiri dari tenaga ahli yang bersedia membantu maupun melalui kerjasama dengan perguruan tinggi. Sesi berikutnya kemudian dilanjutkan dengan simulasi merumuskan masa depan desa dengan menerapkan prinsip-prinsip dan tahap perencanaan dengan studi kasus Desa Dlingo.


Diskusi kemudian dilanjutkan oleh Endah Dwi Fardhani, ST yang menyampaikan materi “Prioritasi Progam dan Sumber Anggaran”. Ia menjelaskan mengenai konsep roadmap yang meliputi pentingnya roadmap, prinsip dan bentuk roadmap, pemanfataannya dan kaitannya dengan produk-produk perencanaan lainnya. Kemudian, peserta juga diberikan pemahaman mengenai metode/cara kerja dalam pembuatan prioritas program dan anggaran melalui memilah isu-isu strategis Desa. Selain itu, daam paparannya juga menjelaskan mengenai bagaimana cara mengalokasikan anggaran secra tepat dan mengetahui strategi dalam menjalin kemitraan dengan pihak lain. Sesi ini kemudian diakhiri dengan tanya jawab peserta sekaligus simulasi peserta dalam menentukan prioritas program. Harapannya TOT Masterplan Desa ini mampu memberikan semangat kepada desa-desa lain di Indonesia dalam membangun desanya dengan diawali perencanaan desa.



bottom of page