UNESCO Global Geopark (UGG) mengakui Gunungsewu dan Ciletuh bersama dengan Geopark Rinjani dan Batur, mewakili Geopark dunia pada 17 April 2018 lalu. Rencananya penetapan keempat geopark tersebut secara resmi digelar di Adamelo Brenta Geopark, Italia dalam perhelatan Internasional Conference on UNESCO Global Geopark, September 2018 mendatang. “Perjalanan panjang Geopark untuk diakui UNESCO membuahkan hasil dari 2015 dan puncaknya April 2018 kemarin. Ada sekitar 140 Geopark di seluruh dunia yang diakui UNESCO dimana empat diantaranya berada di Indonesia, Gunung Sewu – Daerah Istimewa Yogyakarta, Cileteuh – Sukabumi, Jawa Barat, Rinjani – NTB dan Geopark Batu”. Demikian disampaikan Peneliti Pusat Survei Badan Geologi Kementerian ESDM Hanang Samodra, dalam Dialog Sewindu Desa Wisata dan Satu Dasawarsa Bumdes Bleberan, di Pendopo Balaidesa Bleberan beberapa waktu lalu. Hanang menegaskan keterlibatan masyarakat local sangat penting dalam menjaga kelestarian lingkungan sebagai warisan sejarah peninggalan bumi. “Masyarakat ikut andil dalam menjaga dan merawat terbentuknya iklim wisata Geopark dalam keberanjutan lingkungannya”.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Sukabumi Dana Budiman menguraikan dalam pengelolaan Geosite Ciletuh harus memiliki nilai kegeologian yang signifikan dengan keanekaragaman geologi (geodiversity), hayati (biodiversity), dan budaya (culture diversity). Selain itu tambah Budiman, keterlibatan masyarakat local sangat penting dalam pengembangan warisan sejarah peninggalan bumi sebagai upaya konservasi.“Prinsipnya geopark merupakan konsep pengelolaan kawasan yang ketiganya disinergikan dengan prinsip-prinsip perlindungan, pendidikan, penumbuhan ekonomi lokal melalui geowisata”tuturnya kepada HRC Jogja.
Seperti diketahui, pengenalan wisata geopark bermula dari mereka yang tertarik pada penelitian geologi. Namun seiring berkembangnya waktu dan tingginya minat masyarakat terhadap taman geologi, wisata geopark semakin menarik dan popular. Terbukti, selama lima tahun terakhir Geopark Gunungsewu, DIY dan Geosite Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat berhasil menggugah perhatian dunia. Bentangan keindahan alamnya tercipta akibat proses bumi miliaran tahun yang lalu di Indonesia. Dengan adanya pengakuan dari lembaga dunia, Geopark Gunung Sewu dan Geosite Ciletuh bisa menjadi ikon baru wisata Indonesia untuk menarik minat wisatawan asing.
Sementara itu, untuk mempercepat pembangunan dan pengembangan kawasan geopark bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga harus mendapat dukungan dari berbagai kalangan terkait, mulai dari pemerintah setempat, masyarakat hingga swasta, sesuai dengan tupoksi masing-masing. Untuk itu setiap geopark harus memiliki badan pengelola kawasan yang dibentuk pemerintah setempat yang bertanggung jawab mengelola kawasan, baik secara bottom-up maupun top-down, termasuk dalam koordinasi. Badan pengelola geopark seluruh Indonesia ini berjejaring dengan membentuk Jaringan Geopark Indonesia (JGI).(Devi Rahma/DP/HRC)