top of page

Perayaan Hari Air Sedunia: Solusi Domestik untuk Menghadapi Kekeringan Global



Air merupakan salah satu sumber utama bagi berlangsungnya kehidupan. Sekitar 70% dari permukaan bumi ditutupi oleh air, meliputi lautan, sungai, danau, dan lain-lain. Akan tetapi, 97% dari jumlah air di dunia merupakan air asin. 3% merupakan air tawar dan dapat diminum, namun dua pertiga dari 3% air tawar tersebut berbentuk es di kutub. Hanya sepertiga sisanya yang dapat dikonsumsi manusia dan dimanfaatkan oleh seluruh makhluk hidup lainnya.


Kondisi tersebut menunjukkan terbatasnya ketersediaan air tawar, yang diperparah oleh terjadinya perubahan iklim dan pemanasan global yang merata di seluruh bagian bumi. Perubahan iklim berdampak pada ketidakseimbangan cuaca dan air di seluruh dunia, menyebabkan kekeringan dan kelangkaan air di beberapa daerah, sementara daerah lain mengalami banjir.



Sekitar 2,1 milyar orang di dunia mengalami kesulitan dalam mengakses air bersih, sekitar 2,7 milyar orang mengalami kelangkaan air setidaknya satu bulan dalam setahun, dan kondisi sanitasi yang tidak layak dialami oleh sekitar 2,4 milyar orang. Banyak sungai, danau, dan akuifer yang mengalami kekeringan atau terpapar polusi sehingga tidak dapat dimanfaatkan. 80% dari air limbah di seluruh dunia mengalir kembali ke sungai dan lautan tanpa diolah. Lebih dari dua pertiga daerah resapan air di dunia telah menghilang sejak tahun 1900. Bahkan, sistem irigasi pertanian yang tidak efektif cenderung membuang lebih banyak air dengan sia-sia. Apabila konsumsi air terus berjalan dengan kecepatan saat ini, pada tahun 2025, dua pertiga dari keseluruhan populasi dunia akan mengalami kelangkaan air.


Kelangkaan air akan menimbulkan banyak konsekuensi, di antaranya adalah pembatasan penggunaan air, masyarakat miskin dan penghuni permukiman informal semakin kesulitan dalam mengakses air bersih, bertambahnya bahaya kebakaran, menurunnya kualitas ekosistem, meningkatnya tarif penggunaan air, meningkatnya permukaan air laut karena es di kutub meleleh, hingga penyebaran penyakit yang semakin cepat karena kurangnya air bersih dan buruknya sanitasi.


Diperlukan kerja sama dari seluruh penduduk dunia dalam menghadapi ancaman kekeringan global tersebut. Banyak upaya berskala domestik atau rumah tangga yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan air, yang dapat membawa dampak besar bagi kelangsungan sumber daya air di dunia. Upaya-upaya tersebut antara lain:

  • Menutup keran air saat tidak dipakai, termasuk di sela-sela aktivitas menyikat gigi, mencuci rambut, atau mencuci piring;

  • Memasang produk dan peralatan rumah yang hemat air, meliputi wastafel, bak mandi (bathtub), dan lain-lain;

  • Tidak menggunakan air untuk mencairkan makanan;

  • Mengecek kondisi pipa air secara rutin, termasuk toilet dan wastafel;

  • Saat mencuci pakaian menggunakan mesin cuci, pastikan bahwa pakaian memenuhi tabung mesin cuci, bukan hanya setengah tabung;

  • Mengurangi frekuensi menyiram tanaman di kebun, cukup hanya saat diperlukan;

  • Menyiram tanaman pada pagi hari untuk menghindari penguapan air yang terlalu cepat;

  • Menerapkan sistem pemanenan air hujan (rain harvesting); dan

  • Mengurangi pemakaian alat makan yang perlu dicuci, misalnya hanya menggunakan satu gelas untuk minum dalam satu hari.

bottom of page