Gempa Bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa Bumi tektonik kuat yang pernah mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Gempa Bumi berkekuatan 5,9 pada skala Richter. Lokasi gempa menurut BMG berada di 8.03 LS dan 110,32 BT pada kedalaman 11,3 Km. Secara umum posisi gempa berada sekitar 25 km selatan-barat daya Yogyakarta. Gempa tersebut mengakibatkan banyak korban berjatuhan dan rumah warga serta gedung-gedung perkantoran rusak berat, putusnya instalasi listrik dan komunikasi. Salah satunya wilayah di Kabupaten Bantul yang terdampak cukup parah adalah Dusun Serut, Desa Palbapang. Rumah warga banyak yang rata dengan tanah, akses jalan terisolasi dan jaringan utilitas rusak parah akibat gempa bumi tersebut.
Penanganan tanggap bencana di Dusun Serut, Desa Palbapang cukup baik dan cepat, sehingga tidak hanya mampu mengembalikan rumah-rumah yang roboh tetapi sekaligus menata dusun dalam tahapan pembangunan 5 tahun kedepan. Hal ini yang menjadikan peneliti dari Kyoto University Jepang yang melakukan kerjasama riset dengan ITB tertarik untuk datang langsung ke Dusun Serut pada tanggal 11 September 2017. Penelitian yang dilakukan fokus terhadap proses rekonstruksi paska gempa yang dilakukan di Dusun Serut. Dusun Serut mendapatkan bantuan senilai 15 juta rupiah untuk perbaikan maupun pembangunan bagi setiap untuk satu unit rumah. Dengan uang sejumlah itu digunakan semaksimal mungkin untuk membangun rumah mereka kembali. Perlu diketahui, Dusun Serut adalah salah satu daerah yang terkena dampak bencana gempa yang cukup parah. Bapak Toba memimpin warganya untuk membangun rumahnya kembali menggunakan filosofi Ada – Baik – Sempurna. Artinya filosofi “Ada” pertama yang digunakan terlebih dahulu. Rumah warga yang terpenting terbangun kembali terlebih dahulu. Agar dapat digunakan untuk berteduh bagi warga yang rumahnya rusak berat. Setelah dana mencukupi baru filosofi kedua yaitu membuat rumah tersebut menjadi “baik” dan yang terakhir rumah tersebut “disempurnakan” untuk menjadi rumah yang sehat dan layak huni serta tahan gempa.
Serut merupakan kawasan dampingan HRC mulai paska gempa hingga sekarang. HRC melakukan 2 fase besar dalam pendampingan Dusun Serut. Pertama fase pendampingan paska gempa dan yang kedua fase pendampingan yang dimulai tahun 2012 adalah pendampingan dalam rangka pengembangan Perencanaan Dusun Serut hingga tahun 2030 kedepan.
Rombongan peneliti dari Kyoto University melanjutkan penelitiannya dengan mendatangi Kantor HRC Indonesia di Jl. Ipda Tut Harsono No. 26 Yogyakarta. CEO HRC Ibu Dr. Ir. Mahditia Paramita, M.Sc didampingi manajer HRC Ibu Endah Dwi Fardhani, ST menyambut secara langsung kedatangan Mr. Kenji beserta rombongan dari Kyoto University Jepang. Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai peran HRC dalam pendampingan di Serut dari paska gempa hingga sekarang. HRC juga memberikan beberapa data dan mekanisme pendampingan terkait rekonstruksi pasca gempa kepada Mr. Kenji.